Rabu, 01 September 2010

fisika kuantum, idealis setan.

Apabila awal bulan Ramadhan telah tiba, para setan dan jin-jin yang durhaka dibelenggu. Pintu-pintu neraka ditutup dan tidak satupun dibuka. Pintu-pintu surga dibuka dan tidak satupun ditutup. Dan ada penyeru yang berkata: "Wahai pencari kebaikan bergegaslah! wahai pencari keburukan berhentilah...!" Dan pada setiap malamnya Allah membebaskan sebagian hamba-Nya dari api neraka. (Diriwayatkan oleh Al Bukhkari, Muslim, Tirmidzi)



tapi kenapa kok ...??? masih banyak orang berperilaku seperti setan.



Dilihat dari fenomena kuantum, setan itu terbuat dari api. Api adalah sebuah radiasi atau energi, dan setan tidak punya raga, hanya punya jiwa cahaya, jiwa cahaya itu yg disebut energi.



Mengenai raga setan? Bentuk tubuhnya? Siapa yg sudah tahu, jika jawabannya adalah makhluk bertubuh kekar, merah, bertanduk, berekor panah, dan membawa tongkat garpu, jawaban kita salah besar, karena itu tadi adalah simbol kekuatan agama Pagan yg berbentuk manusia kambing yg bersenjatakan tombak mata 3 (baphomet), dimana yg sengaja divisualisasikan sebagai setan oleh Kristen Romawi pada saat itu utk menghancurkan agama Pagan/ sekarang terkenal dengan illuminati, moyangnya yahudi.



Kembali lagi k e awal, semakin sesuatu bergerak mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan semakin sempit baginya, dan jika dia persis ekuivalen dengan kecepatan cahaya maka waktu akan tepat berhenti baginya, akibatnya dia akan berada di setiap sudut jagad raya dalam waktu yg sama (John Gribben).



Radiasi itu adalah pancaran gelombang elektromagnetik, sama seperti otak manusia semua makhluk ciptaan Allah swt. Selalu memancarkannya. Dan gelombang ini bergerak melewati jarak dengan kecepatan cahaya. Sekali terpancar maka akan ada dimana-mana dalam waktu yg sama.



Dan setan punya 1 idealis dalam hidupnya, yaitu menggoda manusia utk membangkang dari Allah swt. Idealis inilah yg selalu ditransmisikan lewat gelombang elektromagnetik yg dipancarkan jiwa cahayanya.



Jiwa cahaya manusia punya transmiter dan receiver gelombang, receiver inilah yg bisa menerima

gelombang, tentunya gelombang dengan frekuensi yg sama atau hampir sama dengan frekuensi jiwa cahaya manusia. Frekuensi jiwa cahaya ini berbeda-beda tergantung dari gen dan kondisi jiwa/iman. Normalnya jiwa yg kuat itu juga berfrekuensi tinggi.



Setan kan cahaya berfrekuensi lemah, buktinya kita tidak bisa melihatnya. Jika jiwa kita juga lemah maka kedua hal ini akan seperti fenomena garpu tala.



Fenomenanya… Setan memancarkan idealisnya lewat gelombang eletromagnetik berfrekuensi rendah dari jiwa cahayanya, gelombang ini terpancar ke segala arah dan karena bersifat cahaya maka dia akan berada dimana-mana dalam waktu yg sama. jika ada sebuah otak manusia berfrekuensi rendah maka otak akan dengan mudah menerima. Di otak, karena teori kesadaran pengamatan, gelombang ini



berubah menjadi partikel, dan partikel inilah sinyal listrik syaraf/rangsangan. Zat inilah yg membuat kita berpikiran negatif yg akan menjadi bagian dari sel otak (menjadi memori). Jika peristiwa ini semakin kuat maka rangsangan di otak ini akan diteruskan ke syaraf2 motorik tubuh. Dan jadi berperilaku negatif seperti setan.



Jadi dimanapun keberadaan, kapanpun, dan berapa banyak (satupun) setan di dunia ini, dia akan tetap bisa dengan mudah menjalankan tugasnya utk bertrilyun manusia.



Manusia dimanapun dia, walaupun sembunyi di penjara besi setebal 1m, tidak akan lepas dari pengaruh setan, ingat gelombang elektromagnetik bisa menembus celah sekecil apapun.



Maka Satu-satunya hal yg bisa membentengi kita dari idealisme setan adalah IMAN. Karena iman yg kuat akan meninggikan frekuensi jiwa kita sehingga tidak bisa menerima gelombang elektromagnetik dari jiwa cahaya setan.



tidak cukup setan hanya dibelenggu.